SEBANYAK 18 tim mahasiswa
Indonesia dari 9 universitas, tengah bekerja ekstra untuk menyelesaikan
kendaraan-kendaraan yang akan berlaga di Shell Eco-marathon Asia (SEM
Asia) di Sirkuit Internasional Sepang, Kuala Lumpur, 4-7 Juli 2012.
Shell Eco-marathon bukan kompetisi mobil tercepat, melainkan
kompetisi kendaraan masa depan yang memenuhi unsur keamanan dan dapat
menempuh jarak terjauh dengan mengkonsumsi bahan bakar seminimal
mungkin.
Ajang ini bertujuan untuk menginspirasi para mahasiswa di seluruh
dunia dalam mengembangkan pendekatan baru terhadap 'smarter mobility'
(mobilitas yang lebih cerdas), yang juga mendorong masyarakat untuk
lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar, sekaligus lebih bersih bagi
lingkungan untuk masa depan.
Presiden Direktur & Country Chairman Shell Indonesia Darwin
Silalahi mengatakan, "Shell Eco-marathon merupakan kesempatan nyata bagi
para mahasiswa untuk berperan menciptakan solusi untuk 'smarter
mobility', seiring dengan usaha kami untuk memenuhi permintaan energi
yang semakin meningkat."
"Saat ini dunia membutuhkan sumber energi yang lebih beragam, dan
kita harus mampu mengembangkan solusi yang berkelanjutan. Saya kagum
dengan antusiasme mahasiswa Indonesia terhadap kompetisi ini dan saya
yakin tim Indonesia akan mampu mengukir prestasi yang gemilang di Shell
Eco-marathon Asia tahun ini." sambungnya.
Ke-18 tim Indonesia terdiri dari tiga tim dari ITS (Surabaya), empat
tim dari ITB (Bandung), dua tim dari UPI (Bandung), tiga tim dari UI
(Depok), satu tim dari PNJ (Jakarta), dua tim dari Polnep (Pontianak),
satu tim dari UGM (Yogyakarta), satu tim dari USU (Medan) dan satu tim
dari Polman (Bandung).
Jumlah dari partisipasi tim ini telah meningkat dua kali lipat sejak partisipasi perdana tim Indonesia di SEM Asia 2010.
PIlihan Bahan Bakar yang Lebih Beragam Terdiri dari 8 mobil
prototipe dan 10 mobil urban, tim-tim Indonesia juga telah
mendiversifikasi pilihan bahan bakar/sumber energi mereka dari hanya
bensin dan FAME (Fatty Acid Methyl Ester 100% - semacam bahan bakar
biodiesel) di tahun lalu, menjadi baterai listrik dan Fuel Cell (hydrogen) di tahun ini.
Tim Cikal dari ITB dan Arjuna dari UI telah selangkah lebih maju
tahun ini karena mereka membangun 'Plug-in electricity' atau mobil
listrik. Setelah menang di kategori UrbanConcept berbahan bakar bensin
di SEM Asia 2011, ITB mantap untuk berkiprah di kategori kendaraan
bertenaga baterai listrik yang mereka pandang sebagai teknologi kunci
masa depan transportasi.
"Cakrawala adalah mobil listrik pertama yang kami bangun, kami
mempelajari proses desain dan konstruksinya sendiri, namun dengan
konsultasi intensif dengan para dosen kami. Tentunya keinginan kami
adalah untuk menjadi salah satu yang terbaik dalam kategori UrbanConcept
untuk kelas e-mobility," kata Purwindro Tjokrodipo, manajer tim Cikal
Electric yang membuat mobil listrik Cakrawala.
Berbeda dengan Cikal Cakrawala, tim Arjuna dari UI akan bersaing di kategori prototipe untuk e-mobility.
"Kami merasa terdorong untuk mengembangkan sumber energi baru untuk
transportasi masa depan," klaim Dimas Aji, tim manajer Arjuna. Mobil
mereka, Keris V.4, ditargetkan mencapai 350km/kWh.
Sementara itu Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung yang merupakan
peserta baru dari Indonesia di SEM Asia mengembangkan Kanayakan, sebuah
kendaraan UrbanConcept berbahan bakar bensin.
"Tantangan terbesar dalam mengerjakan mobil ini adalah pengelolaan
tim secara keseluruhan. Terutama merencanakan jadwal kerja yang akan
sesuai dengan jadwal kelas, kerja praktek, dan tentunya batas waktu dari
SEM Asia." ujar Dimas Aji.
Sementara Munawir Siregar dari tim HORAS USU mengatakan, "Karena
tahun ini adalah kali pertama USU berpartisipasi dalam SEM Asia, target
kami tahun ini adalah untuk lulus inspeksi teknis dan keselamatan agar
bisa bertanding dalam sirkuit. Kami yakin bahwa mobil kami, Mesin-USU,
akan siap untuk setiap tantangan yang muncul di Sepang." HORAS USU juga
akan berpartisipasi pada kategori UrbanConcept dengan bahan bakar
bensin.
Ini adalah tahun ketiga bagi tim-tim Indonesia untuk berpartisipasi
dalam SEM Asia. Dalam SEM 2010, tim Indonesia membawa pulang lima
penghargaan. Tim Sapu Angin 2 memperoleh posisi pertama untuk kategori
UrbanConcept Internal Combustion Engine dan Gasoline Fuel Award pada
kategori yang sama.
Tim Yellow Makara dan Tim Zamrud Khatulistiwa dari Universitas
Indonesia masing-masing mendapatkan posisi kedua dan ketiga di kelas
UrbanConcept Internal Combustion Engine, sedangkan tim Exia dari ITB
dengan mobil berbahan bakar etanol-nya, membawa pulang People Choice
Award dan dinobatkan menjadi tim yang paling populer dengan perolehan
suara lebih dari 65.000.
Dalam SEM Asia 2011, tim Indonesia menerima enam penghargaan secara
total. Tim-tim ini mendominasi kategori UrbanConcept รข€“ ITS dengan
mobil SapuAngin 4 mereka yang berbahan bakar biodiesel (Fatty Acid
Methyl Ester/FAME 100%), mempertahankan pencapaian mereka di tahun
sebelumnya dan menerima Grand Prize di kategori UrbanConcept Internal
Combustion Engine serta Alternative Diesel Fuel Award.
Tim Cikal ITB ada di posisi kedua pada kategori yang sama dan
menerima Gasoline Fuel Award untuk mobil mereka. Tim Indonesia juga
menerima dua dari empat penghargaan Off-track
(di luar sirkuit): Semar Proto dari Universitas Gadjah Mada (UGM)
ditempatkan sebagai yang terbaik untuk Technical Innovation, sementara
tim Rakata dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menerima Communication
Award.
SEM 2012 kali ini akan diikuti oleh 140 tim dari 18 negara yang akan berlaga di Kuala Lumpur bulan Juli mendatang.
Sumber : mediaindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar